OPEN ACCESS PEER-REVIEWED | RESEARCH ARTICLE

Main Article Content

Authors

Ibrahim Satrio Faqih
Dinar Tri Soelistyowati
Odang Carman

Abstract

Tilapia is one of the introduced fish species in Indonesia and was firstly imported from Taiwan in 1969. Since that time, many efforts have been made to increase its quality through genetic improvement. Some strains of tilapia have been successfully generated such as best, nirwana II, jatimbulan and sultana. In sustainable aquaculture, success of culture production depends on good environmental conditions and water quality. The aim of this study was to evaluate the phenotype performances of four strains of tilapia obtained through selective breeding reared in floating net and ponds. A completely randomized designs with two factors were used in this research, i.e. strains of tilapia and culture system with three replicates. Fifty fish with an average body length of 3-5 cm was reared in ponds and floating net 2 x 2 x 1 m, fed daily in the morning and afternoon during the experiment. Twenty fish from each strain were sampled in every two weeks and fish body length and body weight were measured. Truss morphometric measurement was conducted after 12 weeks of rearing process. The results showed that sultana strain has the highest growth rate, jatimbulan and best strains have the similar survival and feed conversion rates, while the highest biomass was found in the best strain. The nirwana II has the lowest survival rate (18%), but this strain showed the highest feed efficiency. Culture system affects the phe-noltypic variance of truss morphometric, viz. eleven characters in floating net and two characters in pond specimens.


Abstrak


Nila di Indonesia merupakan ikan introduksi yang didatangkan dari Taiwan pertama kali pada tahun 1969. Dalam peri-ode yang cukup lama, upaya peningkatan kualitas benih ikan dilakukan secara terus menerus melalui perbaikan mutu genetik. Beberapa strain ikan nila yang telah dihasilkan di antaranya nila best, nirwana II, jatimbulan, dan sultana. Da-lam kegiatan perikanan budi daya yang berkelanjutan, faktor lingkungan dan kualitas perairan merupakan pembatas ke-berhasilan usaha budi daya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keragaan fenotipe empat strain ikan nila hasil pemuliaan pada sistem budi daya karamba jaring apung (KJA) dan kolam air tenang. Penelitian ini dirancang menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial yang terdiri atas faktor empat strain ikan nila dan faktor sistem bu-di daya yaitu KJA dan kolam air tenang. Setiap perlakuan diulang tiga kali. Tiap wadah kolam dan KJA ber-ukuran 2 x 2 x 1 m3 dimasukkan benih sebanyak 50 ekor berukuran 3-5 cm, dan diberi pakan pada pagi dan sore selama masa pe-meliharaan. Setiap dua minggu dilakukan sampling masing-masing strain 20 ekor untuk pengamatan panjang dan bo-bot. Setelah 12 minggu pemeliharaan dilakukan pengukuran truss morfometrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan nila strain sultana memiliki laju pertumbuhan tertinggi, jatimbulan memiliki tingkat kelangsungan hidup dan kon-versi pakan yang sama dengan best, biomassa tertinggi dicapai pada nila best, sementara nirwana II memiliki kelang-sungan hidup yang paling rendah (18%) namun memiliki efisiensi pakan yang terbaik. Sistem pemeliharaan memenga-ruhi peningkatan ragam fenotipe truss morfometrik yakni 11 karakter di KJA dan dua karakter di kolam air tenang.

Keywords:
strains of tilapia; phenotypes; culture system;

Downloads article

Download data is not yet available.

Article Details

References

Ariyanto D, Imron. 2002. Keragaman truss morfometri ikan nila (Oreochromis niloticus) strain 69, GIFT G-3 dan GIFT G-6. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 8(5): 11-18

Azrita, Hafrijal S, Dahelmi, Syaifullah, Estu N. 2013. Karakterisasi morfologi ikan bujuk (Channa lucius) pada perairan Danau Singkarak Sumatera Barat, Rawa Banjiran Tanjung Jabung Timur Jambi dan Rawa Banjiran Kampar Riau. Jurnal Natur Indonesia, 15(1): 1-8

Brzesky VJ, Doyle RW. 1988. A morphometric criterion for sex discrimination in tilapia. In Pullin RSV, Bhukaswan T, Tonguthai K and Maclan JL (Eds.), The second International Symposium on Tilapia in Aquaculture, ICLARM Conference Proceeding, Bangkok, Thailand. 15, 439-444

Diansari RRVR, Endang A, Tita E. 2013. Pengaruh kepadatan yang berbeda terhadap kelulushidupan dan pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus) pada sistem resirkulasi dengan filter zeolit. Journal of Aquaculture Management and Technology, 2(3): 37-45

Dunham RA. 2004. Aquaculture and Fisheries Biotechnology: Genetic Approach. Cambridge (USA). CABI Publishing. 372 p.

Gjedrem T. 2005. Selection and Breeding Programs in Aquaculture. Springer. New York. 364 p.

Kristanto A, Kusrini E. 2007. Peranan faktor lingkungan dalam pemuliaan ikan. Me-diaAkuakultur, 2(1): 183-188

Mahardika P. 2010. Keragaan hibrida hasil per-silangan intraspesifik empat populasi ikan nila Oreochromis niloticus di keramba jaring apung, Danau Lido, Bogor. Skripsi. Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Pratiwi NTM, Hariyadi S. Ayu IP, Iswantari A, Amalia FJ. 2013. Komposisi fitoplankton dan status kesuburan perairan Danau Lido, Bogor-Jawa Barat melalui beberapa pendekatan. Jurnal Biologi Indonesia, 9(1): 111-120

[Pusdatin KKP] Pusat Data dan Informasi Kementerian Kelautan Perikanan. 2014. Statistik kelautan dan perikanan 2011. Kementerian Kelautan Perikanan

SNI. 2009. Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas pembesaran di kolam air tenang. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.

Tave D. 1986. Genetics for Hatchery Managers. The AVI Publishing Company Inc. Westport, Conncticut. 299 p.

Tave D. 1999. Inbreeding and brood stock ma nagement. FAO Fish Technical Paper. No. 392. Rome, FAO. 122 p.