OPEN ACCESS PEER-REVIEWED | RESEARCH ARTICLE
Feed conversion and seed survival of Nile tilapia (Oreochromis. niloticus Linnaeus, 1758) feed by recombinant growth hormone through immersion and feed
Main Article Content
Abstract
Tilapia (Oreochromis niloticus) is one of the freshwater fish that is of great interest to the public, because its protein content is quite high, namely 55.58%. One of the problems in tilapia cultivation is that the need for feed is very high, where only 25% of the feed given is converted as a result of production and the rest is wasted as waste. This greatly affects the costs in the cultivation business. One alternative to overcome this problem is the use of Recombinant Growth Hormone (rGH). This study aimed to evaluate the effect of rGH administration on feed conversion ratio and survival of Tilapia (O. niloticus) given rGH through a combination method of submersion and feed rGH (oral boosting). The test animals used tilapia seeds with a size of 2-3 cm with 40 days of maintenance. A plastic jar with a volume of 10 L filled with 8 L of water and stocking density of 40 tilapia seeds. Test animals were given feed commercial made feed at a dose of 5% of body weight. This study used a completely randomized design (RAL) consisting of 4 treatments with 3 replications each, namely A (control), B (submersio), C (feed rGH oral boosting), and D (submersio+feed rGH oral boosting). The results showed that the effect of rGH administration gave the best results in treatment D, submersion+ feed rGH (oral boosting), the ratio feed conversion (FCR) was (0.77 ± 0.02) and survival rate was 92.50%. Provision of rGH through the combination method of submersion + feed rGH (oral boosting) can increase the efficiency of good utilization and high survival.
Abstrak
Recombinant Growth Hormone (rGH) merupakan salah satu metode alternatif untuk mengatasi masalah pertumbuhan dan tingginya kebutuhan pakan dalam budidaya ikan nila. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pertumbuhan, nisbah konversi pakan dan sintasan benih ikan nila (O. niloticus) yang diberikan rGH melalui metode kombinasi perendaman dan pakan buatan. Ikan uji yang digunakan yaitu benih ikan nila ukuran 2-3 cm sebanyak 480 ekor dengan lama pemeliharaan 40 hari. Ikan dipelihara pada wadah plastik bening dengan volume 10 L yang diisi air sebanyak 8 L dengan padat tebar 40 ekor setiap wadahnya. Ikan diberi pakan buatan dengan dosis 5% dari bobot tubuh. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri atas 4 perlakuan dengan masing-masing 3 ulangan, yaitu A (kontrol), B (perendaman), C (pakan), dan D (kombinasi perendaman + pakan). Aplikasi rGH ke pakan buatan komersil dengan dosis 30 mL rGH dalam satu kg pakan, sementara untuk perendaman dengan dosis 100 mL larutan rGH untuk 120 ekor ikan dalam 10 L air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perendaman + pakan rGH memberikan hasil yang terbaik, yaitu pertumbuhan spesifik sebesar 5,29 %/hari, nisbah konversi pakan sebesar (0,77 ± 0,02) dan sintasan 92,50%. Pemberian rGH dengan kombinasi perendaman dan oral berpotensi dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya dalam budidaya ikan nila.
Downloads article
Article Details
Copyright (c) 2022 Jurnal Iktiologi Indonesia |
|
References
Acosta J, Morales R, Alonso M, Estrada MP. 2009. Pichia pastoris expressing recombinant tilapia growth hormone accerelates the growth of tilapia. Biotechnology Latter, 29: 1671-1676. doi: 10.1007/s10529-007-9502-7
Alimuddin, Lesmana I, Sudrajat AO, Carman O, Faizal I. 2010. Production and bioactivity potential of three recombinant growth hormones of farmed fish. Indonesian Aquaculture Journal, 5: 11-16. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/iaj.5.1.2010.11-17.
Alimuddin, Boyun H, Nur BP. 2014. Efektivitas pemberian hormon pertumbuhan rekombinan ikan kerapu kertang melalui perendaman dan oral terhadap pertumbuhan elver ikan sidat (Anguilla bicolor). Jurnal Iktiologi Indonesia, 14(3): 179-189. https://doi.org/10.32491/jii.v14i3.79.
Apriliana R, Fajar B, Ristiawan A. 2017. Pengaruh pemberian recombinant Growth Hormone (rGH) dengan dosis berbeda pada pakan buatan terhadap pertumbuhan dan kelulusan hidup benih ikan tawes (Puntius sp.). Jurnal Sains Akuakultur Tropis, 2(1): 49-58. DOI: https://doi.org/10.14710/sat.v2i1.2561.
Atmojo A, Basuki F, Nugroho RA. 2017. Pengaruh pemberian rekombinan hormon pertumbuhan (rGH) melalui metode perendaman dengan lama waktu yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan larva bawal air tawar (Colossoma macropomum Cuv) fry. Journal of Aquaculture Management and Technology, 6(3): 1-9. http://ejournal. s1.undip.ac.id/index.php/jamt.
Augusta TS. 2012. Aklimatisasi benih ikan nila (Oreochromis spp.) dengan pencampuran air gambut. Jurnal Ilmu Hewani Tropika, 1(2): 78-82.
Boyd CE. 1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture, Brimingham Publishing Co. Alabama. 482 p.
BSN (Badan Standar Nasional). 2009. Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus Bleeker). Kelas benih sebar. BSN (Badan Standar Nasional). SNI 7550:2009. Jakarta. 16 hal.
Effendie MI. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta. 163 h.
Fissabela F, Suminto, Nugroho RA. 2016. Pengaruh pemberian recombinant Growth Hormone (rGH) dengan dosis berbeda pada pakan komersial terhadap efisiensi pemanfaatan pakan, pertum¬buhan dan kelulushidupan benih ikan patin (P. pangasius). Jurnal Sains Akuakultur Tropis, 1(1): 1-9. doi: https://doi.org/10.14710/sat.v1i1.2449
Habibi HR, Ewing R, Bajwa, Walker RL. 2003. Gastric uptake of recombinant growth hormone in rainbow trout. Fish Physiology and Biochemistry, 28: 463-467. https://doi.org/10.1023/B:FISH.0000030630.81442.bc
Hadie LE, Kusnendar E, Priono B, Dewi RRSPS, Hadie W. 2018. Strategi dan kebijakan produksi pada budidaya ikan nila berdaya saing. Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia. 10(2): 75-85. http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jkpi.
Handoyo B, Alimuddin, Utomo NBP. 2012. Pertumbuhan, konversi dan retensi pakan, dan proksimat tubuh benih ikan sidat yang diberi hormon pertumbuhan ikan kerapu kertang melalui perendaman. Jurnal Akuakultur Indonesia, 11(2): 132-140.
Hardiantho D, Alimudin, Prasetyo AE, Yanti DH, Sumantadinata K. 2011. Aplikasi recombinan growth hormone ikan mas pada ikan nila melalui pakan buatan. Jurnal Akuakultur Indonesia, 1: 17-22.
Hayuningtyas EP & Kusrini E. 2016. Performa pertumbuhan ikan cupang alam (Betta imbellis) yang diberi hormon pertumbuhan rekombinan melalui perendaman dan pakan alami. Media Akuakultur, 11(2): 87-95. doi: http://dx.doi.org/10.15578/ma.11.2.2016.87-95.
Hendriansyah A, Putra WKA, Miranti S. 2018. Nisbah konversi pakan benih ikan kerapu cantang (Epinephelus fiscoguttatus x Epinephelus lanceolatus) dengan pemberian dosis recombinant growth hormone (rGH) yang berbeda. Intek Akuakultur, 2(2): 1-12. doi: https://doi.org/10.31629/intek.v2i2.525.
Ihsanudin I, Sri R, Tristiana Y. 2014. Pengaruh pemberian rekombinan hormon pertumbuhan (rGH) melalui metode oral dengan interval waktu yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kelulusanhidup benih ikan nila (Oreochromis niloticus). Journal of Aquaculture Management and Technology, 3(2): 94-102. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jamt/article/view/5163.
Iskandar R & Elrifadah. 2015. Pertumbuhan dan efisiensi pakan ikan nila (Oreochromis niloticus) yang diberi pakan buatan berbasis kiambang. Ziraa'ah Majalah Ilmiah Pertanian, 40(1): 18-24. doi: http://dx.doi.org/10.31602/zmip.v40i1.93.
Jayadi, Asni A, Ilmiah, Rosada I. 2021. Pengembangan usaha kampus melalui inovasi teknologi budidaya ikan nila dengan sistem modular pada kolam terpal di Kabupaten Pangkajene Kepulauan. To Maega, Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(2): 196-207. doi:10.35914/tomaega.v4i2.753.
Lesmana I. 2010. Produksi dan bioaktivitas protein rekombinan hormon pertumbuhan dari tiga jenis ikan budidaya. Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/57531.
Laksana DP, Subaidah S, Junior MZ, Alimuddin. 2013. Pertumbuhan pasca-larva udang vaname yang diberi larutan hormon pertumbuhan rekombinan. Jurnal Akuakultur Indonesia, 12(2): 95-100. https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jai/article/view/9359.
Miao W & Wang W. 2020. Trends of aquaculture production and trade: Carp, tilapia, and shrimp. Asian Fisheries Science, 33: 1-10. 10.33997/j.afs.2020.33.S1.001.
Moriyama S & Kawauchi H. 1990. Growth stimulation of juvenile salmonids by immersion in recombinant salmon growth hormone. Nipp Suis Gakk, 56(1): 31-34. https://doi.org/10.2331/suisan.56.31.
Muhammad, Alimuddin, Zairin MJ, Carman O. 2014. Respons pertumbuhan dan efisiensi pakan pada ikan nila ukuran berbeda yang diberi pakan mengandung hormon pertumbuhan rekombinan. Jurnal Riset Akuakultur, 9(3): 407-415. doi: http://dx.doi.org/10.15578/jra.9.3.2014.407-415.
Mustofa A, Hastuti S, Rachmawati D. 2018. Pengaruh periode pemuasaan terhadap efisiensi pemanfaatan pakan, pertumbuhan dan kelulushidupan ikan mas (Cyprinus carpio). Journal of Aquaculture Management and Technology, 7(1): 18-27. doi: http://dx.doi.org/10.31941/penaakuatika.v17i2.705.
Pratama AE, Lumbessy SY, Azhar F. 2021. Pengaruh pemberian pakan komersial dengan campuran rekombinan Growth Hormone (rGH) pada budidaya ikan kakap putih (Lates calcarifer). Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 14(2): 164-174. doi: .
Permana A, Priyadi A, Ginanjar R, Hadie W, Alimudin. 2015. Pemberian rekombinan hormon pertumbuhan ikan kerapu kertang rEIGH secara oral melalui pakan alami pada benih ikan botia (Chromobotia macracanthus Bleeker, 1852). In: Sugama K, Kristanto AH, Radiarta IN, Lusiastuti AM, Kusdiarti, Priono B, Insan I, Dewi RRSPS, Gardenia L (Editor). 2015. Prosiding Forum Inovasi Akuakultur. Bogor 8-9 Juni 2015. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya. Jakarta. pp 303-309.
Perwito B, Hastuti S & Yuniarti T. 2015. Pengaruh lama waktu perendaman recombinant Growth Hormone (rGH) terhadap pertumbuhan dan kelulus-hidupan larva nila salin (Oreochromis niloticus). Journal of Aquaculture Management and Technology, 4(4): 117-126. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jamt/article/view/10070
Putri FS, Hasan Z, Haetami K. 2012. Pengaruh pemberian bakteri probiotik pada pelet yang mengandung kaliandra (Calliandracalothyrsus) terhadap per¬tumbuhan benih ikan nila (Oreochromis nilatocus). Jurnal Perikanan dan Kelautan, 3(4): 283-291. http://journal.unpad.ac.id/jpk/article/view/2572/2328.
Sawitri M, Tang UM, Syawal H. 2018. Penggunaan hormon pertumbuhan rekombinan terhadap pertumbuhan ikan selais (Ompok hypopthalmus). Berkala Perikanan Terubuk, 46(2): 34-41. doi: http://dx.doi.org/10.31258/terubuk.46.2.34-41.
Setyawan PKF, Rejeki S, Nugroho RA. 2014. Pengaruh pemberian recombinant Growth Hormone (rGH) melalui metode perendaman dengan dosis yang berbeda terhadap kelulushidupan dan pertum¬buhan larva ikan nila larasati (Oreochromis niloticus). Journal of Aquaculture Management and Technology, 3(2): 69-76. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jamt/article/view/5061.
Sutarjo GA, Refki M, Zubaidah A, Handajani A, Andriawan S. 2020. Recombinant growth hormone supplemented on feed to the growth performance of Barbodes binotatus. AACL Bioflux, 13(3): 1682-1688.
Suryaningrum FM. 2012. Aplikasi teknologi bioflock pada pemeliharaan benih ikan nila (Oreochromis niloticus). Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Terbuka.
Sutiana, Erlangga, Zulfikar. 2017. Pengaruh dosis hormon rGH dan tiroksin dalam pakan terhadap pertumbuhan dan sintasan benih ikan koi (Cyprinus carpio L.). Aquatic Science Journal, 4(2): 76-82. doi: .
Tacon AG. 1987. The nutrition and feeding of farmed fish and shrimp-A training
manual. FAO of the United Nations. Brazil. pp. 106-109.
Triwinarso WH, Basuki F & Yuniarti T. 2014. Pengaruh pemberian rekombinan hormon pertumbuhan (rGH) melalui metode perendaman dengan lama waktu yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan ikan lele varietas sangkuriang. Journal of Aquaculture Management and Technology, 3(4), 265-272. index.php/jamt/article/view/7342.
Zulfikar, Irawan H, Putra WKA. 2018. Tingkat efisiensi pakan dan pertum-buhan benih ikan bawal bintang dengan pemberian dosis recombinant Growth Hormone (rGH) yang berbeda. Intek Akuakultur, 2(2): 58-69.