OPEN ACCESS
PEER-REVIEWED |
RESEARCH ARTICLE
Aplikasi pemberian taurin pada rotifer untuk pakan larva ikan kerapu bebek Cromileptes altivelis [The application of rotifers enriched with taurine for larvae of humpback grouper Cromileptes altivelis]
Main Article Content
Abstract
This experiment was performed to evaluate the effect of rotifers enriched with taurine on the growth and survival rate of larval humpback grouper Cromileptes altivelis. A duplicate feeding experiment was conducted in 1000 L rectangular fiberglass tanks supplied with seawater. Hatched-larvae were stocked into the tanks at a density of 10 ind. L-1 and cultured for 16 days. Larvae were fed on rotifers either from mass culture (control), or enriched with 0 and 0.5 g taurine in 10 L culture medium, respectively. Results shows that larvae fed on rotifers enriched with 0.5 g taurine significantly had the highest survival rate (58.4%), ratio of RNA/DNA (0.2), and total length (5.86 mm). The survival rate, ratio of RNA/DNA, and total length for fish in control and 0 taurine treatments were 17.6% and 33.6%; 0.1 and 0.15; 5.43 mm and 5.70 mm, respectively. It was also found that larvae consumed more rotifers when enriched with 0.5 taurine. These results suggest that the larval growth of humpback grouper was significantly improved by the feeding of rotifers enriched with taurine.
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh rotifera yang diperkaya dengan taurin terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan kerapu bebek Cromileptes altivelis. Percobaan pemberian pakan secara duplikasi dilakukan pada tangki fiber persegi panjang dengan kapasitas 1000 L air laut. Larva ikan yang baru menetas ditebar ke dalam tangki dengan kepadatan 10 ekor.L-1 dan dipelihara selama 16 hari. Selama masa pemeliharaan, ikan diberi pakan tiga jenis rotifera, yakni rotifera yang diambil dari kultur massal (kontrol), serta rotifera yang diperkaya dengan 0 atau 0,5 g taurin per 10 L media. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larva ikan yang diberi rotifera yang diperkaya dengan 0,5 g taurin secara signifikan memiliki nilai kelangsungan hidup (58,4%), nisbah RNA/DNA (0,2), serta panjang total (5,86 mm) tertinggi. Nilai kelangsungan hidup, nisbah RNA/DNA, serta panjang total ikan pada perlakuan kontrol dan 0 g taurin masing-masing sebesar 17,6% dan 33,6%; 0,1 dan 0,15; 5,43 mm dan 5,70 mm. Ditemukan pula bahwa larva ikan lebih banyak mengkonsumsi rotifera yang diperkaya dengan 0,5 g taurin dibanding perlakuan lainnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan larva ikan kerapu bebek secara signifikan meningkat dengan mengkonsumsi rotifer yang diperkaya dengan taurin.
Downloads article
Article Details
Copyright (c) 2017 Jurnal Iktiologi Indonesia |
|
|
References
Aristyani D. 2006. Aplikasi pemberian asam amino bebas pada larva kerapu bebek (Cromileptes altivelis). Skripsi. Program Studi Teknologi Manajemen Akuakultur. Departemen Budi daya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. (tidak dipublikasikan)
Benitez-Santana T, Masuda R, Juarez Carrillo E, Ganuza E, Valencia A, Hernandez-Cruz CM, Izquierdo MS. 2007. Dietary n-3 HUFA deficiency induces a reduced visual response in gilthead seabream Sparus au-rata larvae. Aquaculture, 264:408-417.
Birdsall Tc. 1998 Therapeutic application of taurine. www.Thorne.com/altmedrey/fulltext/ taurine3-2.html.
Chen J, Takeuchi T, Takahashi M, Tomoda T, Koisho M, Kuwada H. 2004. Effect of rotifers enriched with taurine on growth and survival activity of red sea bream Pangrus major Larvae. Nippon Suisan Gakkaishi, 70:542-547.
Chen J, Takeuchi T, Takahashi T, Tomoda T, Koiso M, Kuwada H. 2005. Effect of rotifers enriched with taurine on growth in larvae of Japanese flonder Paralichtyus olivaceus. Nippon Suisan Gakkaishi, 71:342347.
Dhert P. 1996. Rotifera. In: Leavens P & Sorge-loos P (eds.). Manual on the production and use of live food for aquaculture. Laboratory of Aquaculture & Artemia Refference Center. University of Gent. Belgium. pp. 49-77.
Febriani D. 1999. Pengaruh pengayaan rotifera, Brachionus retundiformis dengan minyak ikan cod pada konsentrasi yang berbeda terhadap kelangsungan hidup larva ikan kerapu bebek. Skripsi. Program Studi Teknologi Manajemen Akuakultur. Departemen Budi Daya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. (tidak dipublikasikan)
Huxtable RJ. 1992. Phisiology action of taurine. Departement of Pharmacology, University of Arizona Collage of Medicine, Tucson, Arizona, pp.101-163.
Indah D. 2001. Pengaruh pemberian rotifera Brachionus sp. yang diperkaya dengan beta karoten terhadap kelangsungan hidup larva kerapu bebek Cromileptes altivelis. Skripsi. Program Studi Teknologi Manajemen Akuakultur. Departemen Budi Daya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Ins-titut Pertanian Bogor. (tidak dipublikasikan)
Kim S-K, Takeuchi T, Masahito Y, Yuko M. 2003. Effect of dietary supplementation with taurin, β-alanin and GABA on the growth of juvenile and fingerling Japanese flounder Paralichthys olivaceus. Fisheries Science, 69: 242-248.
Maha SK, Ismi S, Wardoyo, Hutapea JH. 1999. Pengaruh pengayaan rotifera dengan beberapa pakan komersial terhadap sintasan dan pertumbuhan larva ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis). Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 5:1-11.
Matsunari H. Takeuchi T, Takahashi M, Mushiake K. 2005. Effect of dietary taurine supplementation on growth performance of yellowtail juveniles Seriola quinqueradiata. Fisheries Science, 71:1131-1135.
Matsunari H, Hashimoto H, Oda K, Masuda Y, Imaizumi H, Teruya K, Furuita H, Yamamoto T, Hamada K, Mushiake K. 2012. Effects of docosahexaenoic acid on growth, survival and swim bladder inflation of larval amberjack (Seriola dumerili, Risso). Aquaculture Research,.
Ronnested I, Thorsen A, Finn RN. 1999. Fish larval nutrition: A review of recent advances in the roles of amino acids. Aquaculture,, 177: 210-216.
Ruchyani S. 2006. Pengaruh rotifera yang diperkaya dengan taurine pada kadar yang berbeda terhadap kelangsungan hidup stadia larva vaname. Skripsi. Program Studi Teknologi Manajemen Akuakultur. Departemen Budi daya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. (tidak dipublikasikan)
Suwirya K, Giri NA, Marzuqi M. 2001. Pengaruh n-3 HUFA terhadap pertumbuhan dan efisiensi pakan yuwana ikan kerapu bebek, Cromileptes altivelis. In: Sudradjat A, He-ruwati ES, Poernomo A, Rukyani A, Wido-do J, Danakusuma E (Editors). Teknologi budi daya laut dan pengembangan sea farming di Indonesia. Depertemen Kelautan dan Perikanan. pp 201-206.
Takeuchi T. 1988. Laboratory work chemical evaluation of dietary nutrients. In: Watanabe T (editor). Fish nutrition and mariculture. Kanagawa International Fisheries Training Centre. JICA.
Takeuchi T. 2001. A review of feed development for early life stages of marine finfish in Japan. Aquaculture, 200:203-222.
Tocher DR. 2003. Metabolism and functions of lipids and fatty acids in teleost fish. Reviews in Fisheries Science, 11:107-184.
Wu FC, Ting YY, Chen HY. 2002. Docosahexaenoic acid is superior to eicosapentaenoic acid as the essential fatty acid for growth of grouper, Epinephelus malabaricus. Journal of Nutrition, 132:72-79.



