OPEN ACCESS PEER-REVIEWED | RESEARCH ARTICLE

Main Article Content

Authors

Zainuddin Zainuddin
M. Iqbal Djawad
Ryan Ardiyanti

Abstract

The aim of study was to determine the best level of dietary protein on the metabolism rate (oxygen consumption) of milkfish (Chanos chanos Forsskal) juvenile. This study used completely randomized design (CRD) with four treatments and three replicates. The experimental treatments were dietary protein level of 30, 35, 40, and 45%. The juvenile weight ranged from 0.4-0.5 g and length ranged from 2.0-3.5 cm. Feed doses were 10% from the body weight with three times per day feeding frequency. Oxygen consumption was measured by using closed bottle method. The results showed that the oxygen consumption of milkfish juvenile tend to increase until at level 40%, but decrease at level 50% of dietary protein. The best level of dietary protein in this study was 40%.


Abstrak


Penelitian ini bertujuan untuk menentukan level protein pakan yang terbaik terhadap laju metabolisme (konsumsi oksi-gen) juwana ikan bandeng Chanos chanos,Forsskal. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) de-ngan empat perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah level protein pakan yang berbeda, yaitu 30, 35, 40, dan 45%. juwana ikan yang digunakan mempunyai bobot individu berkisar antara 0,4-0,5 g per ekor dengan panjang tubuh berkisar 2,0-3,5 cm dan dipelihara selama empat minggu. Dosis pemberian pakan sebesar 10% dari bobot tubuh dengan frekuensi pemberian sebanyak tiga kali dalam sehari. Parameter konsumsi oksigen diukur dengan menggunakan metode botol tertutup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi oksigen juwana ikan bandeng cen-derung meningkat hingga level protein pakan 40% dan menurun kembali pada level protein pakan 50%. Level protein pakan terbaik dalam penelitian ini adalah 40%.

Keywords:
milkfish; metabolism; oxygen; protein.;

Downloads article

Download data is not yet available.

Article Details

References

Affandi R & Tang UM. 2002. Fisiologi hewan air. UNRI Press. 184 hlm.

Aslamyah S. 2006. Penggunaan mikroflora saluran pencernaan sebagai probiotik untuk meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan bandeng (Chanos chanos Forsskal). Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. 256 hlm. (tidak dipublikasikan)

Aslamyah S. 2011. Effect of microbe Bacillus sp. and Carnobacterium sp. as feed additive on glucose content in blood, metabolic rate and energy balance in the omnivores phase giant gouramy, Osphronemus gouramy Lac. In Syofyan I, Sari TEY, Nasution P, Meinaldi P, Azani R: Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Riau. Pekanbaru, 26-27 Oktober 2011. hlm. 131-143.

Buwono ID. 2000. Kebutuhan asam amino esensial dalam ransum ikan. Kanisius. Yogyakarta. 157 hlm.

Djawad MI, Namba KI, Matsuura K, Uematsu. 1996. Oxygen consumption of ayu larvae in fasting condition. Journal Faculty Applied Bioscience, 35:149-161.

Fu S. & Xie XJ. 2004. Nutrional homeostatis in carnivorous southern catfish (Silurus merio-nalis): is there a mechanism of increased energy expenditure during carbohydrate overfeeding. Comparative Biochemistry and Physiology Part A, 139:359-361.

Fujaya Y. 1999. Fisiologi ikan. Dasar pengembangan teknikperikanan. Rineka Cipta. Ja-karta.179 hlm.

Haryati. 2011. Substitusi tepung ikan dengan tepung maggot terhadap retensi nutrisi, komposisi tubuh, dan efisiensi pakan ikan ban-deng (Chanos chanos Forskal). Jurnal Iktiologi Indonesia, 11(2): 185-194.

Hatlen B, Helland BG, Helland SJ. 2005. Growth feed utilization and body composition in two size groups of Atlantic halibut (Hippoglossus hippoglossus) fed diets differing in protein and carbohydrate content. Aquaculture, 249:401-408.

Inayah, 2001. Respon fisiologis dan laju pertumbuhan benih ikan bandeng (Chanos chanos) yang dibantut pada umur yang berbeda. Skripsi. Jurusan Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar. 46 hlm.

Imai T. 1977. Aquaculture in shallow seas: progress in shallow sea culture. Published for National Marine Fisheries Service by Amerind Publishing Co. 615 p.

Kikuchi K, Furuta T, Honda H. 1994. Utilization of feather meal as a protein source in the diet of juvenile Japanese flounder. Fisheries Science, 60:877-880.

Liem C, Sukhawongs S, Pascual FP. 1979. A preliminary study on protein requrements of Chanos chanos (Forskal) fry in a controlled environment. Aquaculture, 17:195-210.

Rosas C, Cuzon G, Taboada G, Pascual C, Gaxiola G, Wormhoudt AV. 2001. Effect of dietary protein and energy levels on growth, oxygen consumption, hemolymph and digestive gland carbohydrates, nitrogen excretion and osmotic pressure of Litopenaeus vannamei (Boone) and L. setiferus (Linne) juveniles (Crustacea, Decapoda, Penaeidae). Aquaculture Research, 32:531-547.

Satpathy B, Mukherjee BD, Ray AK. 2003. Effect of dietary protein and lipid levels on growth, feed conversion and body composition in rohu, Labeo rohita (Hamilton) fingerlings. Aquaculture Nutrition, 9:17-24.

Steel RGD &Torrie JH. 1993. Prinsip dan prosedur statistik. Suatu pendekatan biometrik. Diterjemahkan oleh B. Sumantri. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 748 hlm.

Watanabe T. 1988. Fish nutrition and mariculture. Department of Aquatic Biosciences, Tokyo University of Fisheries, Japan. 233 p.

Zainuddin, Nessa MN, Djawad MI, Dharmawan D. 2008. Deposit glikogen juvenil ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) pada frekeunsi pemberian pakan yang berbeda. Torani, 18(2):179-186.